Tiga Ciri Pemeliharaan Allah
SAUDARAKU. Misalkan ada seseorang yang diminta ibunya
mengantar ke pengajian. Ketika sampai, di luar susah mencari tempat parkir, dan
mau menurunkan ibu di sana takut kualat. Ia pun terpaksa membawa kendaraannya
ke dalam. Tiba di dalam, kata petugasnya, "Selamat datang kang, silakan
ngaji." Padahal tidak ada niat dan tidak ingin mengaji.
Namun, ia terpaksa masuk karena tangannya sudah dibimbing
oleh petugas. Saat di dalam, ingin duduk di tempat yang ada sandarannya agar
bisa tidur, ternyata telah penuh. Maka terpaksa lebih fokus dengan duduk agak
ke tengah. Lalu, jamaah-jamaah yang datang mendorong-dorong supaya kebagian
tempat, sehingga tanpa sadar ia sudah duduk di deretan paling depan. Ia pun
semakin susah untuk mengantuk.
Tentunya kejadian tersebut tidaklah kebetulan. Melainkan
diatur Allah agar mendapat ilmu yang tak terduga. Hal ini merupakan contoh
kalau Allah sudah menyukai seorang hamba-Nya. Jadi, ciri pertama pemeliharaan
Allah terhadap hamba yang disukai-Nya adalah dimudahkan taat kepada-Nya.
Ciri kedua adalah dipersulit berbuat maksiat. Misalnya
setiap menaksir seseorang selalu ditolak. Atau, tiap mau pergi ngapel gagal
terus. Bisa karena hujan, ban motor bocor, ditilang, maupun naik angkot salah
jurusan. Lalu saat menelepon diangkat oleh neneknya yang sudah pikun, dan sms
juga salah kirim ke ponsel orang lain.
Intinya penuh kesulitan. Maka bersyukurlah ketika besoknya,
atau baru beberapa hari jadian, langsung diputus. Gagalnya maksiat ini
merupakan bagian dari kasih sayang dan pertolongan Allah. Berbahagialah atas
karunia jomblo itu. Boleh jadi setelah itu Allah memberi pendamping hidup kalau
memang sudah waktunya.
Ada pun ciri ketiga, bakal dibuat Allah selalu ada keperluan
kepada-Nya. Ada saja urusan yang membuat kita mengadu, mengiba, memohon, dan
memelas kepada Allah. Sedangkan harapan-harapan kepada selain-Nya sudah
diputus. Karena salah satu karunia Allah adalah kita dibuat senang meminta dan
memelas hanya kepada-Nya.
Seperti ketika kawan-kawan kita yang kaya ditelepon tidak
ada yang mengangkat, sms tidak ada yang membalas. Relasi atau kenalan lainnya
sudah pindah ke negeri antah-berantah. Atau, ada yang bisa dihubungi tapi juga
sedang kesusahan. Satu-satunya orang yang menjanjikan pekerjaan, saat didatangi
ternyata beliau telah meninggalkan dunia yang fana ini.
Lalu, bank tempat menabung bangkrut. Padahal tabungan
seumur-umur hanya itu adanya. Saat ingin menggadaikan motor, ternyata motor
andalan itu sudah lebih dulu dibawa maling. Sementara seseorang yang
dijatuhcintai serta selalu dipikirkan dan didoakan, ternyata benar-benar mau
dengan sahabat kita sendiri. Atau, ada yang sudah bersumpah dan berjanji
menikahi kita, dan dia memang berhasil memenuhi janjinya dengan yang lain.
Terus saja harapan demi harapan diputus, dan sandaran demi
sandaran hati dihilangkan Allah. Tidak ada lagi selain-Nya yang terpaut,
kecuali hati ini sudah remuk-redam. Hingga akhirnya hanya kepada Allah kita
mengadu dan memelas pertolongan.
Demikian sebaliknya. Orang yang tidak disukai Allah juga ada
tiga cirinya. Pertama, ibadahnya selalu gagal. Misalnya, saat Ramadan pukul
tujuh pagi sudah berbuka puasa, padahal sahurnya juga jam setengah tujuh. Atau,
pas mendengar azan Zuhur langsung mampir ke warung ingin berbuka. "Kamu
ngga puasa?" kata temannya. "Belum, ya? Tapi kok azannya sama dengan
azan magrib." Padahal memang dia yang tidak pernah ke masjid.
Atau, mau bersedekah selalu gagal, dan malah dipakai jajan
dan jajan lagi. Seperti ketika mau bersedekah 100 ribu ternyata uangnya
ketinggalan, dan yang terbawa cuma 500 rupiah. Lalu sambil bergaya sendiri,
"Ah, tanggung, sedekahnya besok-besok saja, ini saya beli permen
dulu." Pokoknya gagal tiap mau berbuat taat, karena memang imannya tak
kuat.
Ciri kedua, maksiatnya lancar. Misalkan ada yang berniat
korupsi lima juta, lalu dalam aksi bodohnya itu dia justru memperoleh 50 juta.
Atau, sekali matanya berkedip ada 50 akhwat yang menaksir, setiap yang dia
bilang I love you langsung mau diajak ke mana saja, dan dosanya ada di tiap
perempatan.
Atau, ada yang ingin ngetop, lalu ia tiba-tiba terkenal
sebagai aktor atau aktris mesum. Saat ingin peran yang begitu lagi untuk
menaikkan popularitas, dia malah dijadikan pemeran utama dalam film yang memang
bertema begitu. Maksiat yang lancar dan lancar, itulah petanda orang yang
mendapat petaka.
Ada pun ciri ketiga, bakal tidak memiliki keperluan kepada
Allah. Seperti tidak ingin salat dan berdoa, apalagi mengadu dan memelas
kepada-Nya. Hidupnya lurus hanya pada dunia semata, dan bagi dia seakan-akan
Allah tidak ada. Kalau yang begini sudah lengkap petakanya.
Nah, saudaraku. Ayo kita kejar perlindungan Allah. Kita
mohonkan pemeliharaan dan pertolongan-Nya. Carilah ilmu tentang tauhid lebih
banyak lagi, dan mujahadahkan. Supaya kita semakin disukai oleh Allah, serta
dipelihara dari petaka dunia dan akhirat. Mudah-mudahan kita selalu berada
dalam lindungan-Nya selama di tempat singgah ini.
Sumber: http://mozaik.inilah.com
0 Response to "BAGI YANG BERTAQWA, INILAH 3 CIRI SESEORANG DALAM PEMELIHARAAN ALLAH"
Post a Comment