[Ilustrasi] : detikriau.org |
Pada Bulan Sya’ban Terjadi Perpindahan Kiblat Umat Islam
kabarmuslim.xyz - Ketika Rasulullah Saw. berada di Mekkah, beliau berserta kaum muslim menghadap ke Baitul Maqdis atau Masjid al-Aqsha ketika melaksanakan shalat. Ini dimaksudkan, agar Rasulullah Saw. berserta kaum muslim menghadap ke tempat yang suci, arah yang bebas dari berbagai macam berhala dan sesembahan.Pada bebera sumber disebutkan bahwa, ketika Rasulullah Saw. Masih berada di Mekkah dan (belum hijrah ke Madinah), kondisi Masjid al-Haram masih dipenuhi oleh berbagai berhala yang jumlahnya mencapai 309 jenis. Berhala-berhala ini senantiasa puja dan disembah oleh masyarakat Arab pra Islam. Jadi ketika itu Rasulullah Saw. belum bisa melaksanakan shalat menghadap kearah Masjid al-Haram.
Ketika Rasulullah Saw telah berada di Madinah, beliau dan seluruh umat Muslim masih melaksanakan shalat menghadap Baitul al-Maqdis. Hal ini seperti dinukil oleh Sayyid Muhammad Abbas al-Maliki dalam kitabnya Ma Dza Fi Sya’ban dari kitab al-Jami’ li Ahkam al-Alqu’an karya al-Imam al-Qurthubi, Abu Hatim al-Busti berkata, “ketika di Madinah kaum muslim melaksanakan shalat menghadap ke Bait al-Maqdis selama 17 bulan 3 hari.
Hal ini karena kedatangan Nabi Saw. ke Madinah terjadi pada hari Senin tanggal 12 bulan Rabi’ul Awal. Kemudian pada hari Selasa pertengahan bulan Sya’ban tahun kedua hijrah, Nabi Saw. melaksanakan shalat menghadap Ka’bah atas perintah dari Allah.”
Sebelumnya, kaum Yahudi telah lebih dahulu menghadap Baitul al-Maqdis ketika mereka melaksasanakan ritual ibadah. Dalam beberapa riwayat dijelaskan bahwa, ketika itu kaum Yahudi telah mengetahui bahwa Rasulullah Saw. Beserta umatnyajuga menghadap Baitul al-Maqdis ketika melaksanakan ibadahnya.dan mereka menyambut kedatangan Rasulullah Saw dengan baik. Mereka mengira ibadah yang dilaksanakan oleh Rasulullah dan umat mengikuti cara ibadah dan kiblat mereka. Sehingga atas dasar ini mereka mengajak Rasulullah Saw bergabung dengan mereka untuk beribadat dengan mereka.
Berangkat dari masalah di atas, Rasulullah sangat berharap agar kiranya kiblat umat Muslim di ubah menghadap Ka’bah mesjid pertama yang di bangun di atas muka bumi untuk mentauhidkan Allah SWT. Berkali-kali Rasulullah Saw berdoa seraya berharap ada wahyu yang turun mengenai kiblat ini. Dan Allah SWT akhirnya mengabulkan doa Rasul-Nya. Dan dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 144 yang artinya:
sungguh kami melihat wajahmu menengadah ke langit. Maka kami sungguh akan memalingkan wajahmu ke arah kiblat yang kamu sukai. Maka palingkan wajahmu ke arah Masjid al-Haram dan di mana pun kamu berada palingkan wajahmu ke arahnya”. (QS. Al-Baqarah : 144)
Hal ini memberikan kegembiraan bagi Nabi Saw. karena Allah SWTmengabulkan harapan yang selama ini telah dinantikannya. Walau demikian, perpindahan arah kiblat ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari sebagian umatnya. Bahkan ada sebagian yang lain menentangnya, sehingga Allah SWTmenurunkan jawaban untuk merespons atas pertanyaan dan penentangan ini dalam surat Albaqarah ayat 143;
Artinya; “dan kami tidak menjadikan kiblatmu yang sekarang melainkan supaya kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (perpindahan kiblat ini) amat sangat berat kecuali bagi orang yang mendapat petunjuk dari Allah”. (QS. Al-Baqarah: 143)
Itulah ulasan singkat sejarah perpindahan arah kiblat dari Bait al-Maqdis ke Masjid al-Haram yang di jelaskan dalam Al-Quran. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan istimewa yang patut untuk di muliakan dan diagungkan oleh segenap kaum muslim. dan sepatutnyalah setiap umat islam memuliakannya dengan dengan memperbanyak ibadah seperti anjuran Rasulullah Saw. sekian. Semoga altikel ini bermanfaat. amiin
Sumber : BincangSyariah.Com
0 Response to "Pada Bulan Sya’ban Terjadi Perpindahan Kiblat Umat Islam, Beginilah Sejarahnya "
Post a Comment