Ilustrasi.[foto:www.hisbah.net]
Kisah Seorang Pemuda Sholeh yang hanya dapat Dibunuh bila Disebut
Nama Allah│Telah sangat banyak penjelasan Rasulullah SAW. Tentang kisah
Ash-habul Ukhdud (Para Pembuat Parit) sehingga menjadi informasi tambahan dan
memperkuat akan segala yang terdapat dalam Al-Quran.
Demi langit yang mempunyai gugusan
bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.Binasa
dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan)
kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya,sedang mereka menyaksikan apa
yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.Dan mereka tidak menyiksa
orang-orang mu’min itu melainkan karena orang-orang mu’min itu beriman kepada
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, (QS. Al Buruuj: 1-8)
Berhubungan dengan kisah Ash-habul Ukhdud (Para Pembuat
Parit), Muslim meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Suhaib bin ar-Rumi r.a
bahwa Rasulullah SAW. Bersabda:
“Dulu sebelum kamu, ada seorang raja yang
mempunyai tukang sihir. Ketika tukang sihir itu sudah tua, berkatalah ia kepada
raja, ‘Aku sudah tua, utuslah kepadaku seorang anak muda yang akan aku ajarkan
padanya ilmu sihirku.’ Maka raja itu mengutus seorang pemuda untuk diajarkan
padanya sihir".
Di jalan yang sering di lewati pemuda itu ada seorang rahib.
Pemuda itu pun duduk dengannya, mendengarkan perkataannya dan mengaguminya.
Setiap akan mendatangi tukang sihir, sipemuda selalu melewati rahib itu dan
selalu duduk dengannya. namun jika tukang sihir itu mengetahui, sipemuda
dipukul oleh tukang sihir itu.
Atas kejadian itu, sipemuda mengadu pada rahib dan rahib
berkata padanya, Apabila engkau takut pada tukang sihir itu katakanlah,
“Keluargaku menahanku, dan apabila kamu takut pada keluargamu maka katakanlah,
‘tukang sihir itu telah menahanku.”
Setelah beberapa lama keadaan itu berlangsung, suatu hari
ada binatang besar yang membuat manusia menjadi takut. Pemuda itupun berkata,
“Hari ini aku akan mengetahui manakah yang lebih utama, tukang sihir ataukah
rahib.’ Selanjutnya sipemuda mengambil batu dan berkata, ‘Ya Allah, seandainya
rahib itu lebih Engkau cintai daripada tukang sihir maka bunuhlah binatang ini
sehingga manusia bisa lewat dan selamat.’ Kemudian dia melempar binatang itu
dengan batu dan dan binatang itupun mati. Akhirnya lewatlah manusia dari tempat
itu selamat.
Sipemuda menceritakan segala peristiwa itu kepada rahib.
Lalu rahib berkata, ‘Hari ini engkau lebih utama daripadaku. Aku melihat engkau
telah mencapai ilmu yang tinggi, dan engkau akan diuji maka jika engkau diuji
jangan engkau tunjukkan padaku.’
Akhirnya, padahari-hari selanjutnya pemuda itu dapat
menyebuhkan orang buta (buta sejak lahir) menyembuhkan kusta dan berbagai
penyakit lain. Suatu ketika, berita keahlian pemuda ini sampai pada menteri
raja yang kedua matanya telah buta. Menteri datang pada pemuda itu dengan
membawa hadiah yang besar dan berkata: ‘Ini semua untukmu jika kamu dapat
menyembuhkanku!’ Pemuda itu Berkata, ‘Aku tidak dapat menyembuhkan seseorang.
yang menyembuhkan hanyalah Allah. Bila kamu beriman kepada Allah dan berdoa
pada-Nya maka Allah akan menyembuhkanmu.’ Akhirnya berimanlah menteri itu dan
Allah memberi kesembuhan pada nya.
Selanjutnya, pada hari seperti biasanya menteri datang pada
raja dan duduk di sampingnya. Raja berkata, ‘Siapa yang telah mengembalikan
penglihatanmu?’ ia menjawab, ‘Tuhanku.’ Raja berkata lagi, ‘Kamu mempunyai
Tuhan selain aku?’aia menjawab lagi, ‘Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.’
Setelah itu raja marah dan menyiksanya hingga menteri itu
menunjukkan si pemuda. Lalu Raja memanggil sipemuda dan berkata padanya, ‘Hai
anakku, sungguh telah termahsyur sihirmu. Engkau dapat menyembuhkan yang buta,
kusta dan sebagainya.’ Pemuda menjawab: ‘Aku tak dapat menyembuhkan siapapun,
Allahlah yang menyembuhkan mereka.’
Kemudian raja kembali menyiksa sipemuda hingga ia
menunjukkan si rahib. Lalu dipanggillah rahib. Lalu raja berkata padanya,
‘Kembalilah engkau dari agamamu.’ Tapi rahib menolak. Raja menjadi marah.
dimintanya gergaji lalu langsung ia membelah kepala rahib hingga mati.
Kemudian didatangkannya lagi menteri raja, dikatakan
padanya, ‘Kembalilah dari agamamu.’ Tapi menteri menolak dan nasibnya pun sama
seperti si rahib.
Setelah berbagai kejadian itu terjadi, kembali raja
memanggil sipemuda dan dikatakan padanya, ‘Kembalilah kamu dari agamamu.’ tapi
sipemuda tetap menolak.
Lalu raja memanggil orang-orangnya dan berkata, ‘Pergilah
kalian dengan pemuda ini ke gunung anu, dan naiklah dengannya. jika kalian
telah tiba pada puncaknya dan dia kembali dari agamanya kembalilah, namun jika
tidak lemparkanlah dia.’ Si pemuda berdoa, ‘Ya Allah, peliharalah aku dari
mereka dengan apa yang Engkau kehendaki.’ Lalu berguncanglah gunung itu hingga
mereka semua jatuh kecuali pemuda itu.
Selanjutnya si pemuda kembali pada raja. Berkata raja, ‘Apa
yang terjadi pada orang-orangku? Dia menjawab, ‘Allah telah memeliharaku dari
mereka.’
Lalu kembali raja menyerahkannya sipemuda pada sekelompok
yang lain dan berkata, ‘Pergilah kalian dengannya dan bawalah dia dalam perahu
kecil kemudian pergilah kalian ke tengah laut. Apabila dia tidak mau kembali
dari agamanya, lemparkanlah dia.’ Kemudian pergilah mereka dengannya. Pemuda
itu berdoa, ‘Ya Allah, peliharalah aku dari mereka dengan apa yang Engkau
kehendaki.’ Perahu itu lalu terbalik dan mereka semua tenggelam. Kecuali hanya
sipemuda yang selamat.
Kemudian sipemuda kembali lagi pada raja dan raja kembali
berkata: apa yang telah engkau lakukan terhadap orang-orangku? Sipemuda
menjawab: ‘Allah telah memeliharaku dari
mereka.’
Selanjutnya si pemuda itu berkata lagi, ‘Engkau tidak akan
bisa membunuhku kecuali jika mengikuti perintahku!’ raja berkata, ‘Perintah
apakah itu?’ sipemuda berkata, ‘Kumpulkanlah seluruh manusia di satu lapangan
yang besar kemudian saliblah aku pada sebatang pohon, kemudian ambilkan panah
dan pasangkan pada busurnya serta katakanlah, ‘Dengan nama Allah Tuhan pemuda
ini!’ kemudian panahlah aku. Hanya dengan itu engkau dapat membunuhku!’
Kemudian raja mengumpulkan manusia pada suatu lapangan yang
luas. Lalu raja menyalip sipemuda itu pada sebatang pohon, diambilkannya anak
panah beserta busur lalu raja berkata: ‘Dengan nama Allah Tuhan pemuda ini,’
anak panahpun lalu melesat kearah pemuda itu. Anak panah itu mengenai
pelipisnya, si pemuda memegang pelipisnya lalu ia pun mati.
Setelah peristiwa itu terjadi, orang-orang lalu berkata,
‘Kami beriman pada Tuhan pemuda ini, kami beriman pada Tuhan pemuda ini, kami
beriman pada Tuhan pemuda ini!’
Lalu datanglah seseorang menghadap raja dengan berkata, ‘Tidakkah
kau lihat apa yang engkau takutkan? Sungguh, apa yang engkau takutkan telah
terjadi, manusia telah beriman.’
Lalu raja memerintahkan untuk menggali parit di tepi jalan
dan dinyalakan di dalamnya api yang besar, kemudian ia berkata, ‘Siapa yang
tidak kembali dari agamanya, akan dilemparkan pada lubang ini.’ Atau dikatakan,
‘Hinakanlah!’ Maka mereka mengerjakannya.
Hingga datanglah seorang ibu dengan membawa bayinya. Ibu itu
berdiri di hadapan parit api, namun suatu keanehan terjadi, bayi itu berkata,
‘Wahai ibu, bersabarlah. Sesungguhnya engkau ada dalam kebenaran.” (Shahih
Muslim).
Sumber:
Sumber: Buku Kisah-Kisah Al’Qur’an, Pelajaran dari Orang-Orang Terdahulu
(Jilid-3), DR. Shalah Al-Khalidy, Penerbit: Gema Insani Press.
[Syahida.com/ANW]
0 Response to "Kisah Seorang Pemuda Sholeh yang hanya dapat Dibunuh bila Disebut Nama Allah"
Post a Comment