Profesor Ini Ungkap Gerhana Matahari Total Sebagai
Sunatullah
Pakar pemikiran Islam modern Prof Dr H Zainal Abidin, M.Ag
menyebut bahwa fenomena alam gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016
merupakan sunatullah. Dia menjelaskan, jika GMT benar terjadi, fenomena itu
merupakan salah satu bentuk kekuasaan Allah yang ditunjukkan kepada manusia di
muka bumi untuk mengakuinya.
"Terjadinya gerhana di bumi, tidak lain sebagai
intervensi Sang Pencipta untuk menyatakan kekuasaannya kepada manusia di
bumi," ungkap Prof Zainal Abidin saat memaparkan materi tentang GMT 9
Maret dalam tinjauan Islam pada seminar GMT di Auditorium IAIN Palu, Kamis
(3/3).
Ia menjelaskan, GMT sebagai bentuk kekuasaan Tuhan sejalan
dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, yang berbunyi,
"Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran
Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena
kehidupannya, akan tetapi Allah hendak membuat gentar para hamba-Nya."
Rektor IAIN Palu itu mengatakan, terdapat suatu riwayat yang
menceritakan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW,
yaitu pada wafatnya Ibrahim (putra Nabi).
Mengutip riwayat Bukhari-Muslim, dia menjelaskan, kaum
Muslim pada masa itu kemudian berkata bahwa terjadinya gerhana matahari karena
wafatnya Ibrahim atau putra Nabi Muhammad SAW. Atas adanya anggapan tersebut,
kemudian Rasulullah SAW Bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan itu
tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Maka,
apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada
Allah."
"Dari dua hadis di atas, jelas memberikan penekanan
kepada kita umat Islam bahwa gerhana yang terjadi sebagai fenomena alam
merupakan suatu sunatullah sebagai salah satu bagian kekuasaan Allah,"
ujarnya.
Dengan demikian, sebut dia, jika tidak mengalami perubahan
atau atas kehendak sang kuasa GMT 9 Maret terjadi, dianjurkan kepada umat Islam
untuk melaksanakan shalat gerhana dan memanjatkan doa sebanyak-banyaknya kepada
Allah.
Selain sebagai bentuk pengakuan umat Islam atas kekuasaan
Allah, juga sebagai bentuk untuk memohon kepada Allah agar terhindar dari
hal-hal negatif yang terjadi disebabkan adanya gerhana matahari.
"Berdasarkan Alquran, bulan dan matahari telah memiliki
koridornya atau peredarannya, oleh karenanya jika terjadi gerhana, itu artinya
keduanya atau salah satunya tidak sedang berada pada koridornya atau
peredarannya. Untuk itu, perlu ada shalat untuk memanjatkan doa kepada
Allah," katanya.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID
0 Response to "PAKAR PEMIKIR ISLAM MODERN: GERHANA MATAHARI SEBAGAI SUNATULLAH"
Post a Comment